Selasa, 09 Februari 2010

Penerapan Media Batang Naphier (PTK)

PENERAPAN MEDIA BATANG NAPIER DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERHITUNG SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMPEL
KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2007/2008















DAIMATU ROKHMAH
NIP 130732899





SEKOLAH DASAR NEGERI TEMPEL
CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
2008


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesuksesan dan kesinambungan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus diperhatikan dan dirancang dengan seksama berdasarkan pemikiran yang matang melalui pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya.
Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi : Standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 5 ayat 1 menyebutkan : Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Pasal 7 ayat 3 : Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika banyak dijumpai kendala yang dihadapi oleh siswa dan/atau guru. Sebagian siswa beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang menarik, menyenangkan sekaligus menantang. Tetapi ada juga sebagian siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan sehingga dianggap sebagai momok.
Selain itu, permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses pembelajaran mata pelajaran matematika di sekolah dasar adalah kurangnya pengetahuan bagi guru, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Hal ini berdampak pada penguasaan siswa terhadap kompetensi yang seharusnya dikuasai atau dengan kata lain ketuntasan belajar yang harus dicapai oleh semua siswa gagal diraih.
Demikian juga halnya dengan siswa kelas IV SD Negeri Tempel yang mengalami kesulitan dalam penguasaan ketrampilan berhitung, khususnya perkalian.
Dengan pertimbangan tersebut di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini akan menerapkan pembelajaran berhitung khususnya perkalian dengan menggunakan media batang Naphier (Naphier’s Rod) secara kontinyu setiap pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan untuk mencari jawaban dan solusi dalam mengatasi kesulitan siswa dalam berhitung, khususnya perkalian.
Dengan demikian perlu adanya penelitian tindakan kelas tentang : Penerapan Media Batang Naphier dalam meningkatkan motivasi dan keterampilan berhitung siswa kelas IV SD Negeri Tempel Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo Tahun pelajaran 2007/2008.

B. Perumusan Masalah
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, dirumuskan hal-hal sebagai berikut :
1. Apakah Media Batang Naphier memiliki kelayakan sebagai media pembelajaran?
2. Apakah penerapan media Batang Naphier dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV SD Negeri Tempel dalam pembelajaran matematika?
3. Apakah penerapan media Batang Naphier dapat meningkatkan keterampilan berhitung siswa kelas IV SD Negeri Tempel?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Apakah Media Batang Naphier memiliki kelayakan sebagai media pembelajaran.
2. Apakah penerapan media Batang Naphier dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV SD Negeri Tempel dalam pembelajaran matematika
3. Apakah penerapan media Batang Naphier dapat meningkatkan keterampilan berhitung siswa kelas IV SD Negeri Tempel.

D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, media batang Naphier dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan berhitung siswa kelas IV SD Negeri Tempel, khususnya dalam hal perkalian. Secara praktis penerapan media batang Naphier mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru :
a. Memfasilitasi guru dalam mengajar.
b. Memperbanyak variasi dalam pembelajaran.
c. Meningkatkan kreatifitas.
d. Memudahkan dalam menanamkan konsep perkalian untuk siswa kelas IV SD Negeri Tempel.

2. Bagi siswa :
a. Memudahkan dalam menerima konsep perkalian.
b. Meningkatkan motivasi, kreatifitas, dan imajinasi.
c. Meningkatkan keterampilan berhitung siswa.

3. Bagi proses pembelajaran :
a. Tercapainya kompetensi dasar.
b. Pembelajaran aktif, menyenangkan, dan efektif.
c. Meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa.

E. Definisi Operasional
Agar konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini jelas, maka perlu dibahas kata-kata kunci sebagai berikut :
1. Penerapan : adalah pemasangan, pengawasan, perihal praktik ( KBBI, 1985 : 105)
2. Media : adalah bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar atau perantara (Gagne, 1970).
3. Batang Naphier : adalah batang yang berupa tabel-tabel untuk menemukan hasil perkalian lanjut (PPPPTK, 2007)


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia sekolah dasar (SD) berada pada tahap konkrit operasional, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkrit.
2. jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatif pemecahannya.
3. pemahaman terhadap konsep yang berurutan melalui tahap demi tahap.
4. belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan operasi pada masalah yang kompleks.
5. mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu, dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir membalik.
6. dapat mengurutkan unsur-unsur atau kejadian.
7. dapat memahami ruang dan waktu.
8. dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak.
Jerome Bruner (dalam Orton,1992) menyatakan bahwa untuk memahami pengetahuan matematika yang baru, maka diperlukan tahapan yang runtut yaitu :
1. tahap enaktif, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang konkrit.
2. tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar. Pada tahap ini, benda-benda konkrit tidak diperlukan lagi, tetapi diganti dengan gambar-gambar yang menyatakan banyak benda.
3. tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbol. Pada tahap ini, siswa sudah tidak memerlukan benda-benda atau gambar-gambar , tetapi sudah menggunakan lambang atau simbol.
Menurut Mc Luhaan, media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada di hadapannya (Basuki Wibawa, Farida Mukti, 1993 : 7). Media matematika harus dapat menjadi sarana komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. Menurut Romisszowski, media hanya alat pengatur informasi yang canggih, seperti film dan televisi saja
Kriteria pemilihan media menjadi awal dari suatu tindakan dalam usaha untuk pengadaan media pembelajaran. Menurut Anderson, faktor-faktor dalam memilih media yaitu : (1) ketersediaan sumber, (2) ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas, (3) keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media, (4) efektifitas media untuk waktu yang panjang (Dick and Carey , 1978 : 67).
Menurut Kartadinata, tujuan penggunaan media pembelajaran adalah :
1. Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan ketrampilan tertentu.
2. Memberi pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi, karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
4. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik (1999 : 74).
Adapun fungsi media pembelajaran menurut Kartadinata (1999 : 175)
adalah :
1. Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.
2. Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar.
3. Meletakkan dasar konkrit dan konsep yang abstrak, sehingga dapat mengurangi pemahaman verbalisme.
4. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
5. Mempertinggi mutu belajar mengajar
Dalam memilih media yang tepat, Ibrahim dan Nana Syarodih (1992 : 83) mengemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Jenis kemampuan yang akan dicapai.
2. Kegunaan dari berbagai jenis media.
3. kemampuan guru menggunakan suatu jenis media.
4. Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada.
5. Ketersediaan media.
6. Biaya yang dikeluarkan untuk media.
7. Keluwesan dan fleksibilitas dalam penggunaan
Adapun menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar. Sementara itu Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids) Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang tujuannya dapat memberikan pengalaman konkret, meningkatkan motivasi belajar, mempertinggi daya serap, dan retensi belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran, kegunaan media pembelajaran adalah :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya :
a. objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model;
b. objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar;
c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau highspeed photography.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, foto, maupun secara verbal;
e. Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan dalam model, diagram, dan lain-lain;
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan sebagainya.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a. menimbulkan kegairahan belajar;
b. memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dengan kenyataan;
c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4. Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam :
a. memberikan perangsang yang sama;
b.mempersamakan pengalaman;
c. menimbulkan persepsi yang sama.

2. Batang Naphier
Batang Naphier adalah media semacam sempoa sebagai cara menghitung yang ditemukan oleh John Napier untuk mencari hasil perkalian dan pembagian. Dipublikasikan pertama kali di Edinurgh, Scotlandia pada tahun 1617 ( http://citizennews.suaramerdeka.comMenggunakan Joomla! Generated: 9 June, 2007)
Batang Naphier disajikan dalam bentuk sebagai berikut :



Untuk menghitung atau menentukan hasil perkalian, dilakukan dengan cara sebagai berikut
Contoh :
Hitunglah 364 x 27 = …
Jawab:
Langkah-langkah penghitungannya adalah sebagai berikut
 Buat tabel rencana perkaliannya








 Isi tiap sel (baris dan kolom tertentu) hinggga semua sel anggotanya
Misal kita akan mengisi sel pada baris ke-1 kolom ke-1, dan baris ke-2 kolom ke-3. baris ke-1 kolom ke-1 = 3x2 = 6 (perhatikan bilangan-bilangan yang dikalikan, karena hasilnya satu angka yakni 6, maka kita tulis 06).
Baris ke-2 kolom ke-3 = 4x7 =28 kita tulis 28 . Demikianlah seterusnya.




0

2

 Lengkap isi dari semua selnya



0
1
0

2 4
2




 Jumlahkan isian pada bagian-bagian sel yang ditandai dengan garis putus-putus mulai dari bagian paling kanan terus ke kiri. Bila jumlahnya lebih dari 10 tulis satuannya saja. Puluhannya ditambahkan pada grup bagian sel yang ada di kirinya. Demikianlah seterusnya.



0
1
0

2
4
2






3. Motivasi
Menurut Oemar Hamalik (2001, 27-28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri seorang siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Macam-macam motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan dalam diri seseorang yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1988). Dilihat dari segi tujuan kegiatan belajar, motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam kegiatan belajar itu sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis dan juga mungkin komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Prayitno (1989) menyatakan bahwa betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, namun bila siswa tidak termotivasi dalam belajar, maka belajar tidak akan berlangsung secara optimal. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Motivasi sangat berhubungan erat dengan bagaimana seseorang melakukan kegiatan atau pekerjaan. Dengan demikian, makin banyak dan tepat motivasi belajar yang didapat siswa, maka aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa akan semakin tinggi sehingga pembelajaran siswa menjadi semakin berhasil.
Dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi tinggi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

4. Keterampilan Berhitung
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama (KTSP,2008)
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi , menyususn bukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Keterampilan berhitung dasar yang diharapkan dikuasai siswa adalah menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa siswa pada usia sekolah dasar dalam memahami konsep-konsep matematika masih sangat memerlukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata atau pengalaman-pengalaman konkrit yang dapat diterima akal mereka. Untuk membantu kelancaran belajar matematika, masih diperlukan penunjang media alat peraga untuk memberikan pengalaman yang berarti dan membentuk pemahaman siswa .
Dengan demikian diharapkan pembelajaran matematika (khususnya perkalian lanjut ) dengan media batang Naphier lebih menarik, menyenangkan, dan aktif; sehingga penguasaan siswa terhadap konsep-konsep dalam pembelajaran lebih kuat dan meningkatkan ketrampilannya dalam matematika.

B. Kerangka berpikir dan Pengajuan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Kondisi awal :
Sebelum siswa mengikuti pembelajaran perkalian lanjut dengan media batang Naphier, prestasi rendah karena tidak menguasai konsep dan pembelajaran matematika. Hal tersebut merupakan hal yang harus dihindari.
Tindakan :
Menerapkan media batang Naphier dalam setiap pembelajaran berhitung, khususnya perkalian dengan media yang disiapkan guru ataupun yang dibuat sendiri oleh siswa.
Kondisi Akhir :
Setelah diterapkannya pembelajaran dengan media batang Naphier, siswa lebih tertarik terhadap mata pelajaran matematika, senang membuat dan menggunakan media batang Naphier, motivasi dan ketrampilan berhitungnya meningkat .
Hal tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Pembelajaran kurang menarik,
Motivasi belajar perkalian rendah
Keterampilan berhitung rendah


Menggunakan Media Batang Naphier


Pembelajaran menyenangkan,
Motivasi siswa tinggi,
keterampilan berhitung meningka


2. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka berpikir dan landasan teori tersebut di atas, dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
Jika guru menerapkan media batang Naphier dalam setiap pembelajaran berhitung, maka akan dapat meningkatkan motivasi dan ketrampilan berhitung siswa dalam mata pelajaran matematika.
























BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti suatu daur (siklus) yang di dalamnya terdapat kegiatan merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan, dan melaksanakan refleksi pada seluruh tindakan sebelumnya.
Pendekatan yang ditempuh dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang diterapkan dalam metode PTK. Penelitian ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Dalam pelaksanaannya peneliti bertugas mengobservasi, mencatat, dan merekam segala aktivitas dan siswa dalam proses pembelajaran.

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di SDN TEMPEL dengan alamat Gunungsari, Tempel, Kecamatan Gatak. Waktu penelitian telah dilakukan sejak 4 – 11 Februari 2008. Pengambilan data dilakukan selama 2 siklus pembelajaran, setiap siklus terdiri atas sekali tatap muka. Untuk validasi instrumen penelitian diperlukan sekali tatap muka pada kelas IV.

C. Subjek Penelitian dan Pembatasan Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SDN TEMPEL kelas IV. Kelas IV ada 1 kelas. Terdiri dari 20 siswa. Komposisi kecerdasan siswa relatif sama, karena belum dibedakan berdasarkan prestasi mereka. Karena itu peneliti mengambilnya secara keseluruhan.

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus memiliki 4 tahap, yaitu :
(1). Perencanaan tindakan (planning); (2). Pelaksanaan Tindakan (action); (3). Observasi (observation); dan (4). Refleksi (reflection).

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar Pengamatan untuk Siswa dan Guru
Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati siswa dalam proses pembelajaran hingga evaluasi. Aspek-aspek yang dinilai adalah aktivitas keterlibatan siswa hingga evaluasi.

2. Tes Tanggapan Siswa Terhadap Media
Tes tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ini digunakan untuk meneliti seberapa tinggi kelayakan Media Batang Naphier sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini digunakan skala Likert.
3. Tes Motivasi Siswa
Tes motivasi siswa ini digunakan untuk meneliti siswa terkait dengan motivasi dan perhatian siswa terhapap proses pembelajaran. Dalam hal ini pun digunakan skala Likert.

4. Tes Keterampilan Berhitung
Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam berhitung, khususnya perkalian lanjut, siswa diberikan evaluasi terhadap keterampilan mereka dalam menentukan hasil perkalian
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan meliputi kegiatan klasifikasi data, penyajian data, dan penilaian keberhasilan tindakan. Kegiatan klasifikasi ini meliputi memilah-milah data yang telah dikelompokkan sesuai dengan jenis datanya.
Data yang diperoleh dari pengamatan dan angket dilakukan analisis deskriptif melalui : 1) reduksi data, 2) pemaparan data, dan 3) penyimpulan. Reduksi data dilakukan dengan menyederhanakan dan konseptualisasi melalui seleksi, pemfokusan, dan abstraksi data mentah sehingga menjadi informasi yang bermakna. Paparan data dilakukan dengan penyajian data dalam bentuk paparan naratif maupun statistik. Adapun penyimpulan adalah proses mengambil intisari dalam bentuk pernyataan kalimat.
1. Analisis Kelayakan Media
Evaluasi kelayakan media perlu dilakukan terhadap Media Batang Naphier. Hal ini karena media pembelajaran tersebut merupakan hal baru , sehingga perlu diujicobakan sekaligus diuji kelayakannya. Kriteria kelayakan Media Batang Naphier dinilai pada aspek : kesesuaiannya dengan kurikulum (tujuan pembelajaran dengan materinya), tampilannya dalam pembelajaran, kemudahan penggunaan, dan interaksi komunikabilitas, serta kemudahan dalam pengadaannya.
Untuk mengetahui skor kelayakan media ini dilakukan dengan cara
a. mengangkakan (kuantifikasi) tanggapan siswa dengan cara :
1). pilihan jawaban a (sangat setuju) dinilai skor 5
2). pilihan jawaban b (setuju) dinilai skor 4
3). pilihan jawaban c (tidak tahu / netral) dinilai skor 3
4). pilihan jawaban d (tidak setuju) dinilai angka 2
5). pilihan jawaban e (sangat tidak setuju) dinilai angka 1

b. menghitung tingkat kelayakan media pembelajaran
Tingkat kelayakan media pembelajaran dihitung dengan rumus berikut :
Rata-rata skor = Jumlah skor kelayakan / Jumlah siswa
Adapun kriteria tingkat kelayakan media ditentukan sebagai berikut :
Tingkat Kelayakan Media
Rata-rata Skor
Sangat Tinggi 21 – 25
Tinggi 16 – 20
Sedang 11 – 15
Rendah 6 – 10
Sangat Rendah 0 – 5

2. Analisis Aspek Motivasi Siswa
Motivasi siswa diidentifikasikan pada saat berlangsungnya pembelajaran yang terdiri atas besarnya motivasi khususnya perhatian mereka dalam memperhatikan pembelajaran tanpa melalaikannya. Hal ini dapat dilihat dari tes tentang motivasi mereka.
Untuk mengetahui skor motivasi dan tingkat motivasi siswa dilakukan dengan cara:
a. mengangkakan (kuantifikasi) motivasi siswa dengan cara :
1). pilihan jawaban a (sangat setuju) dinilai skor 5
2). pilihan jawaban b (setuju) dinilai skor 4
3). pilihan jawaban c (tidak tahu / netral) dinilai skor 3
4). pilihan jawaban d (tidak setuju) dinilai angka 2
5). pilihan jawaban e (sangat tidak setuju) dinilai angka 1
b. menghitung tingkat motivasi siswa
Tingkat motivasi siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rata-rata skor = Jumlah skor motivasi siswa/ Jumlah siswa
Adapun kriteria tingkat motivasi siswa ditentukan sebagai berikut :
Tingkat Motivasi Belajar Siswa
Rata-rata Skor

Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah 21 – 25
16 – 20
11 – 15
6 – 10
0 - 5





4. Analisis Hasil Tes Keterampilan Berhitung
Hasil keterampilan berhitung siswa diidentifikasikan pada saat akhir proses pembelajaran yaitu saat evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini dilakukan tes performansi, yaitu praktik menentukan hasil perkalian bilangan.. Adapun unsur-unsur yang dinilai adalah : (a)cara membuat Media (b) cara menggunakan Media, (c) ketepatan dalam menghitung, (d) kecepatan dalam menghitung, dan (e) hasil penghitungannya.
Skor maksimal per siswa adalah 100. Adapun penentuan skornya digunakan kriteria sebagai berikut.

SKOR Taraf Kemampuan Ketentuan
81 – 100 Sangat Baik 5 unsur terpenuhi
61 – 80 Baik 4 unsur terpenuhi
41 – 60 Cukup 3 unsur terpenuhi
21 – 40 Kurang Baik 2 unsur terpenuhi
0 - 20 Buruk 1 unsur terpenuhi
Hasil akhirnya akan dianalisis dan diinterpretasikan dengan membandingkan skor maupun perlakukan terhadap siklus 1 dan siklus 2 beserta latar belakang penyebabnya.






BAB IV
PENYAJIAN DAN ANILISIS DATA

A. Deskripsi Data
Secara operasional penelitian telah dilaksanakan sebagai berikut:
Observasi Awal ( 4 Februari 2008)
Observasi awal dilakukan peneliti pada kelas IV, jam 2-3 . Peneliti melakukannya tanpa menggunakan media presentasi pembelajaran. Hal ini cukup dilakukandengan metode ceramah.
Tindakan yang dilakukan peneliti adalah
a. bertanya jawab bagaimanakah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru matematika ketika proses belajar mengajar perkalian
b. memberikan apersepsi tentang Media Batang Naphier
c. menugasi siswa menentukan hasil perkalian bilangan dengan dua faktor masing-masing tiga angka dengan cara konvensional.
d. mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan memeriksa hasilnya

Refleksi Awal
Hasil yang diperoleh dari observasi awal dan evaluasi terhadap objek kelas IV sebagai berikut:
1. Menurut para siswa, karena tidak ada medianya guru sering memberi tugas ketika proses pembelajaran, tanpa menerangkan terlebih dulu. Sementara itu menurut guru yang bersangkutan, pembelajaran dilakukan dengan menugasi siswa untuk mengerjakan soal-soal perkalian tanpa diterangkan/dijelaskan terlebih dulu karena perkalian sudah dikenal sejak kelas III.
2. Pada saat ditugasi oleh peneliti untuk menjelaskan cara menentukan hasil perkalian yang dilakukannya,
a. beberapa siswa mengaku belum menguasai cara perkalian dua faktor dengan tiga angka masing-masing faktor.
b. beberapa siswa mengaku sudah menguasai cara menghitung perkalian dua faktor dengan tiga angka masing-masing faktor.
c. ada dua siswa yang sama sekali tidak tahu cara perkalian bilangan dua faktor dengan tiga angka masing-masing faktor.
3. Hasil pekerjaan siswa menunjukkan :
a. ada beberapa siswa yang menghitung dan menjawab benar
b. beberapa siswa dapat menghitung tetapi tidak benar
c. beberapa siswa bahkan tidak mengetahui cara menghitung perkalian
• Rencana Tindakan 1
1. Membuat media pembelajaran Batang Naphier dari kertas kardus ukuran besar (50 x 50 x 1cm) untuk alat peraga
2. Membuat media pembelajaran Batang Naphier dari kertas manila ukuran kecil (15 x 15 x 1 cm) sebanyak siswa untuk praktik siswa.
3. Agar waktu yang disediakan cukup yaitu hanya 2 x 35 menit, maka diatur waktunya sebagai berikut :
a. pengantar : 5 menit
b. penjelasan awal : 5 menit
c. presentasi media pembelajaran : 30 menit
d. siswamengerjakan perkalian: 25
e penutup : 5 menit.
4. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru
5. Membuat instrumen penelitian berupa angket untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dan kelayakan media Batang Naphier
• Pelaksanaan Tindakan 1 (Siklus 1) (Rabu, 6 Februari 2008)
Dalam siklus 1, tindakan yang dilakukan peneliti adalah :
1. Melakukan penelitian pada kelas IV kebetulan saat itu jam matematika.
2. Para siswa diberi Media Batang Naphier dan disuruh menyiapkan alat tulisnya.
3. Peneliti memberikan pengantar dan penjelasan mengenai media Batang Naphier selama 10 menit.
4. Peneliti menjelaskan cara menggunakan media batang Naphier untuk menyelesaikan perkalian dengan faktor tiga angka
5. Setelah selesai menjelaskan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya, peneliti menugasi siswa selama 25 menit untuk mengerjakan perkalian dengan menggunakan media batang Naphier
6. Peneliti mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan menutup pertemuan tersebut.
• Observasi 1
1. Siswa antusias sekali saat menggunakan media batang Naphier.
2. Pada saat praktik menghitung, ada beberapa siswa yang kesulitan menggunakannya, tetapi dibantu oleh teman yang lain.
3. Pada saat ditugasi menghitung perkalian, beberapa siswa menunjukkan keaktifannya, namun ada beberapa siswa yang kebingungan karena belum paham cara menggunakan media batang Naphier tersebut
Refleksi 1
1. Siswa terlihat antusias pada pembelajaran dengan menggunakan media Batang Naphier
2. Pada saat praktik menghitung, ada beberapa siswa yang kesulitan menggunakannya
3. Beberapa kejanggalan dalam media perlu disempurnakan.

• Rencana Tindakan 2
1. Diperlukan peraga Batang Naphier dari kertas yang lebih tebal, sehingga tidak gampang kusut dan terlipat
2. Agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan media Batang Naphier, maka penjelasan dari peneliti harus benar-benar dapat dimengerti siswa dengan cara diulang-ulang.
3. Siswa akan disarankan membuat catatan kecil sebagai alat bantu mengingat .
• Pelaksanaan Tindakan 2 (Siklus 2)
Dalam melakukan penelitian pada siklus 2 ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Penelitian dilakukan pada kelas IV pada hari Jum’at, 8 Februari 2008
2. Peneliti memberikan pengantar materi.
3. Peneliti menjelaskan cara menggunakan media batang Naphier untuk menyelesaikan perkalian dengan faktor tiga angka.
4. Peneliti mempersilakan para siswa mengerjakan perkalian dua faktor dengan tiga angka
5. Peneliti mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan menutup pertemuan tersebut.
• Observasi 2
1. Siswa kelas IV pada pertemuan kedua ini juga sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran cara menghitung perkalian dengan media batang Naphier.
2. Pada saat mengerjakan perkalian yang peneliti berikan, kelihatan sekali rasa senangnya dalam beraktifitas menggunakan media batang Naphier.
3. Waktu pelaksanaan hingga akhir molor 10 menit, menunggu seluruh pekerjaan siswa selesai.
• Refleksi 2 (Akhir)
1. Secara umum siswa tertarik dan antusias dalam menggunakan media batang Naphier untuk mengerjakan perkalian.
2. Penyampaian materi secara berkelanjutan, jelas, dan menyenangkan sangat membantu siswa untuk memahami konsep perkalian yang diajarkan.
3. Secara umum, siswa melihat desain media pembelajaran Batang Naphier sudah sangat bagus dan mereka menyatakan layak sebagai media pembelajaran, meskipun menurut amatan penulis masih perlu disempurnakan.

B. Analisis Data
1. Data Aktivitas Guru dan Siswa
Data aktivitas guru diperoleh melalui observasi partisipan oleh peneliti sendiri sesuai instrumen 01. Adapun data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti sesuai instrumen 02.
Adapun data hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 4.1. Data Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran

Aktivitas
Siklus 1
Frekuensi / % Siklus 2
Frekuensi / %
a. Membuka pelajaran 1 x (1,85%) 1 x (1,56%)
b. Memberikan apersepsi 1 x (1,85%) 1 x (1,56%)
c. Memberikan petunjuk 1 x (1,85%) 1x (1,56%)
d. Menjelaskan penggunaan media 10 x (18,51%) 10 x (15,62%)
.e. Jeda 6 x (11,11%) 6 x (9,37)%)
f. Menugasi siswa latihan soal 6 x (11,11%) 6 x (9,37)%)
g. Menugasi siswa praktik media - 10 x (16,62%)
h. Menugasi siswa mengerjakan soal perkalian 10 x (18,51%) 10 x (16,62%)
i. Mengamati siswa 18 x (33,32%) 18 x (28,12%)
j. Menutup pelajaran 1 x (1,85%) 1 x (1,56%)
Tabel 4.2
Data Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
Aktivitas Siklus 1, % siswa Siklus 2, % siswa
a. Memperhatikan penjelasan guru (100%) (100%)
b. Mencoba menggunakan media (100%) (100%)
c. Praktik menghitung dengan media (0%) (0%)
d. Membuat catatan sendiri terkait materi (45%) (95%)
e. Mengerjakan soal latihan sesuai perintah guru (100%) (100%)
f. Bertanya jawab relevan sesuai dengan materi pelajaran (0%) (0%)
g. Menyampaikan ide / pendapat (0%) (0%)
h. Aktivitas tidak relevan dengan pembelajaran (10%) (0%)

Data tabel 4.1 dan 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok yang telah dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Secara umum tindakan yang dilakukan oleh guru tidak ada hambatan. Demikian pula semua siswa (100%) terlibat sangat aktif dalam pembelajaran matematika perkalian lanjut dengan media Batang Naphier.
Tidak ada aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran, misalnya bolos keluar, tidur, menggambar, menulis-nulis atau membaca materi pelajaran lainnya, mengobrol sendiri, dan sejenisnya. Hanya ada 2 siswa (10%) pada siklus 1 yang terpaksa harus keluar kelas sebentar pada 5 menit pertama pembelajaran karena menuju kamar kecil.
Adapun perbedaannya, pada siklus 1 ada 9 siswa (45%) yang aktif membuat catatan kecil saat pembelajaran . Padahal guru tidak menganjurkannya apalagi memerintahnya. Guru pun tidak melarang aktivitas ini.
Namun melihat efektifitasnya, maka pada siklus 2 guru mengajurkan siswa untuk membuat catatan kecil untuk membantu mengingat saat melaksanakan latihan menghitung. Akhirnya pada siklus 2 sejumlah 19 siswa (95%) membuat catatan kecil saat pembelajaran berlangsung.
2. Data Hasil Tanggapan Kelayakan Media Pembelajaran
Penelitian ini tidak bisa dilepaskan dari tes kelayakan media pembelajaran. Hal ini karena penelitian ini menggunakan media pembelajaran buatan peneliti sendiri yang diambil dari internet dan belum pernah diujicobakan, untuk itu perlu diketahui kelayakan media pembelajaran Batang Naphier ini. Dalam hal ini digunakan tes tanggapan yang menggunakan instrumen 03.
Adapun data hasil tes tanggapan siswa terhadap kelayakan Media Batang Naphier sebagai media pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 4.3
Skor Hasil Tes Kelayakan Media Batang Naphier Sebagai Media Pembelajaran
NO. NAMA SISWA SIKLUS 1 SKOR SIKLUS 2 SKOR
1. Wulandari 19 19
2. Alip Fajar Setyo Wibowo 21 22
3. Ambar Sulistyaningrum 19 25
4. Anggun Wisnu Saputri 20 24
5. Satria Ayu Ekawati Putri 19 26
6. Bagas Edi Saputro 18 20
7. Dita Nur Oktaviana 20 20
8. Dwi Nurhayati 19 22
9. Ersi Larasati 25 25
10. Erwan Afriyanto 20 20
11. Farah Aulia Faradilla 16 20
12. Hellen Al Fawziyah 21 25
13. Irfan Dicky P.R 20 24
14. Kurniawati 24 25
15. Muhammad Ghani Al Majid 17 24
16. Nur Aji Bagaskoro 14 24
17. Rika Ismi Kasana 20 22
18. Saraswati Laksmi Chandra Guphita 16 20
19. Ulfa Riyanti 16 20
20. Rivan Adi Permana 17 20
Rata-rata 19,05 22,35
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap kelayakan Media Batang Naphier pada Siklus 1 rata-rata skornya 19,05. Sementara itu dalam Siklus 2 menunjukkan bahwa tanggapan terhadap kelayakan Media Batang Naphier rata-rata skornya 22,35. Berdasarkan atas kriteria kelayakan media pembelajaran di atas Media Batang Naphier tergolong tinggi. Artinya, Media Batang Naphier memiliki kelayakan yang tinggi sebagai media pembelajaran matematika.

3. Data Hasil Tes Motivasi Belajar
Tes terhadap motivasi belajar siswa terdapat pada instrumen 04. Pada siklus 1 tes motivasi belajar diberikan kepada kelas IV, dan pada siklus 2 tes motivasi diberikan kepada kelas yang sama.
Adapun data hasil tanggapan kelayakan media pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.4
Skor Hasil Tes Motivasi Belajar Siswa
NO. NAMA SISWA SIKLUS 1 SKOR SIKLUS 2 SKOR
1. Wulandari 10 12
2. Alip Fajar Setyo Wibowo 13 15
3. Ambar Sulistyaningrum 15 25
4. Anggun Wisnu Saputri 12 15
5. Satria Ayu Ekawati Putri 13 20
6. Bagas Edi Saputro 14 17
7. Dita Nur Oktaviana 16 20
8. Dwi Nurhayati 14 20
9. Ersi Larasati 25 25
10. Erwan Afriyanto 20 25
11. Farah Aulia Faradilla 20 25
12. Hellen Al Fawziyah 13 24
13. Irfan Dicky P.R 12 17
14. Kurniawati 25 25
15. Muhammad Ghani Al Majid 12 21
16. Nur Aji Bagaskoro 12 20
17. Rika Ismi Kasana 11 20
18. Saraswati Laksmi Chandra Guphita 23 25
19. Ulfa Riyanti 15 20
20. Rivan Adi Permana 14 20
Rata-rata 15,45 20,55

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas IV rata-rata skornya 15,45. Sementara itu dalam Siklus 2 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas IV meningkat, sehingga rata-rata skornya 20,55.
Jadi, berdasarkan atas kriteria motivasi belajar di atas, maka motivasi belajar tergolong tinggi. Artinya, siswa kelas IV memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajaran berhitung/perkalian lanjut yang menggunakan Media Batang Naphier

4. Data Hasil Tes Keterampilan Berhitung
Penelitian terhadap keterampilan berhitung siswa, dilakukan segera setelah penerapan Media Batang Naphier pada pembelajaran di kelas IV. Pada siklus 1 dan Siklus 2 dilakukan tes keterampilan berhitung pada kelas IV tersebut.
Hasil keterampilan berhitung/perkalian lanjut siswa dituliskan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.5
Skor Hasil Tes Keterampilan berhitung/perkalian lanjut
NO. NAMA SISWA SIKLUS 1 SKOR SIKLUS 2 SKOR
1. Wulandari 30 70
2. Alip Fajar Setyo Wibowo 40 80
3. Ambar Sulistyaningrum 50 100
4. Anggun Wisnu Saputri 40 60
5. Satria Ayu Ekawati Putri 50 80
6. Bagas Edi Saputro 50 80
7. Dita Nur Oktaviana 60 100
8. Dwi Nurhayati 60 90
9. Ersi Larasati 80 100
10. Erwan Afriyanto 60 90
11. Farah Aulia Faradilla 70 100
12. Hellen Al Fawziyah 60 90
13. Irfan Dicky P.R 60 90
14. Kurniawati 80 100
15. Muhammad Ghani Al Majid 60 80
16. Nur Aji Bagaskoro 70 100
17. Rika Ismi Kasana 40 80
18. Saraswati Laksmi Chandra Guphita 70 100
19. Ulfa Riyanti 50 70
20. Rivan Adi Permana 40 90
Rata-rata 56 87,5
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa keterampilan berhitung/perkalian lanjut siswa kelas IV pada siklus 1 rata-rata skornya 56. Sementara itu dalam Siklus 2 menunjukkan bahwa keterampilan berhitung/perkalian lanjut siswa meningkat menjadi rata-rata 87,5. Berdasarkan atas kriteria keterampilan berhitung/perkalian lanjut di atas maka keterampilan berhitung/perkalian lanjut siswa kelas IV pada siklus 1 tergolong cukup, adapun keterampilan berhitung/perkalian lanjut siswa kelas IV pada siklus 2 tergolong sangat baik.
Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata keterampilan berhitung/perkalian lanjut siswa, disamping peningkatan kelayakan Media Batang Naphier. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari perbedaan perlakuan yang semakin disempurnakan (pada siklus 2) dari perlakuan sebelumnya (pada siklus 1). Hal ini dapat dilihat pada bagan berikut.

ASPEK AKTIVITAS GURU
SIKLUS 1 SIKLUS 2 KETERANGAN
membuka pembelajaran membuka pembelajaran - aktivitas sama

memberikan penjelasan Awal memberikan penjelasan Awal - aktivitas sama

menugasi latihan 5 soal
menugasi latihan 2 soal (10 menit)
menugasi praktik media perbaikan cara
tidak menghimbau siswa membuat catatan kecil
menghimbau siswa membuat catatan kecil
perbaikan cara
- melakukan observasi
- menutup pelajaran - melakukan observasi
- menutup pelajaran - aktivitas sama


ASPEK AKTIVITAS SISWA
SIKLUS 1 SIKLUS 2 KETERANGAN
menerima penjelasan Awal menerima penjelasan Awal - aktivitas sama

Latihan soal



membuat catatan kecil Praktik menggunakan media untuk menyelesaikan soal perkalian
membuat catatan kecil
perbaikan cara




Kelayakan Media Batang Naphier
Siklus 1: Skor rata-rata 19,05. Siklus 2: Skor rata-rata 22,35 . Peningkatan skor rata-rata 3,30.
Motivasi Siswa
Siklus 1: Skor rata-rata 15,45. Siklus 2: Skor rata-rata 20,55. Peningkatan skor
rata-rata 5,05
Keterampilan Berhitung/perkalian lanjut
Siklus 1: Skor rata-rata 56. Siklus 2: Skor rata-rata 87,5. Peningkatan Skor rata-rata 31,5
4.3 Interpretasi
Berdasarkan rangkaian penelitian hingga analisis data dapat diketahui bahwa
(1) Media Batang Naphier dinilai tinggi kelayakannya sebagai media pembelajaran.
Media Batang Naphier ini dinilai layak berdasarkan hal-hal berikut :
a. Materi yang diajarkan yakni perkalian lanjut dengan Media Batang Naphier sudah sesuai dengan silabus Kurikulum 2006 (KTSP)
b. Desain gambar, warna, tulisan, maupun komposisi sudah baik
c. Media Batang Naphier mudah digunakan atau dipakai dalam pembelajaran
d. Navigasi / cara-cara penggunaan dalam Media Batang Naphier sudah jelas dan tidak membingungkan
e. Media Batang Naphier sudah komunikatif artinya mudah dipahami para siswa.
Bertolak hal tersebut berarti hipotesis tindakan 1 dapat dibuktikan bahwa melalui penerapan Media Batang Naphier dalam pembelajaran matematika khususnya perkalian lanjut, siswa kelas IV SD Negeri Tempel menilainya layak sebagai media pembelajaran.
(2) Berdasarkan analisis terhadap motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi yang tinggi. Bahkan dalam observasi terhadap aktivitas pembelajaran semua siswa (100%) terlibat aktivitas aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan hipotesis tindakan 2 dapat dibuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Batang Naphier dapat memotivasi siswa kelas IV SD Negeri Tempel
(3) Berdasarkan analisis terhadap keterampilan berhitung/perkalian lanjut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yaitu rata-rata skornya 56(tingkatan cukup) pada siklus 1 meningkat menjadi rata-rata skor 87,5 (tingkatan sangat baik). Terjadi peningkatan skor rata-rata 31,5. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari adanya perbaikan dan peningkatan perlakuan dari siklus pembelajaran sebelumnya, melalui perbaikan Media Batang Naphier serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk membuat catatan kecil pada saat proses praktik penggunaan madia. Hal ini dapat membantu mengingat siswa terhadap materi yang diajarkan dan dipraktikkan.
Berdasarkan hal itu maka hipotesis tindakan 3 dapat dibuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan Media Batang Naphier dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan berhitung/perkalian lanjut siswa kelas IV SD Negeri Tempel








BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Dari seluruh rangkaian penelitian sebelumnya akhirnya dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut.
1. Siswa kelas IV SD Negeri Tempel menilai kelayakan tinggi terhadap Media Batang Naphier sebagai media membelajaran matematika, khususnya perkalian lanjut.
2. Siswa kelas IV SD Negeri Tempel memiliki motivasi tinggi pada saat pembelajaran perkalian lanjut dengan penerapan Media Batang Naphier sebagai media membelajaran.
3. Penerapan Media Batang Naphier dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keterampilan berhitung - khususnya perkalian lanjut- siswa kelas IV SD Negeri Tempel


B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1.Kepada guru : agar selalu menggunakan media/alat peraga dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi aktif, menarik, menyenangkan dan berkesan bagi siswa serta menjauhkan siswa dari verbalisme.
2.Kepada Kepala Sekolah : agar mengalokasikan dana khusus untuk pengadaan media/alat peraga bagi masing-masing mata pelajaran, lebih khusus lagi bagi mata pelajaran matematika.
3.Kepada para peneliti : semoga tulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan wawasan dalam penelitian, khususnya mata pelajaran matematika.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara

Basuki Wibowo dan Farida Mukti, 1993 Media Pengajaran , Jakarta : Depdikbud Dirjen. PT Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Karim, Muchtar A, 1996. Pendidikan Matematika, Jakarta : Depdikbud Dirjen PT Bagian Proyek Pengembangan PGSD.

Kasbullah, Kasihani , 2001. Penelitian Tindakan Kelas , Universitas Negeri Malang.R.Ibrahim, Nana Syayodih S, 1992. Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Depdikbud Dirjen PT Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Kartadinata, Sunarya , 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Dirjen PT Bagian Proyek Pengembangan PGSD.

Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik : Penelitian Tindakan. Bandung
Alfabeta.

Mudhoffir. 2001. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung
PT Remaja Rosdakarya

Mukminan. 2001. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta Press.

Prayitno, E. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta. Depdikbud.
Sardiman, Arief S. dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada

Tim PPPPTK Matematika, 2007. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika SD. Yogyakarta : Depdiknas Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

-------, 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : BP Dharma Bhakti.

-------, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

-------, 2007. Permen Diknas RI No.22 Tentang Standar Isi. Semarang : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

-------, ( http://citizennews.suaramerdeka.comMenggunakan Joomla! Generated: 9 June,2007)





BIODATA

Nama : DAIMATU ROKHMAH, SPd
NIP : 130732899
Tempat, tgl Lahir : Sukoharjo, 17 November 1960
Pangkat, Gol Ruang : Pembina, IV/a
TMT : 1 April 2004
Ijazah : S1
Unit Kerja : SD Negeri Tempel
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gatak
Alamat Rumah : Karangkepoh Rt.01/II, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali


Mengetahui
Kepala Sekolah



Drs. TASYRIB RATMOKO
NIP. 130577669










SURAT IJIN PENELITIAN
Nomor : 092/014/II/2008

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Drs. TASYRIB RATMOKO
NIP : 130577669
Pangkat, Gol Ruang : Pembina, IV/a
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri Tempel, Kecamatan Gatak

Dengan ini memberikan ijin melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV kepada :
Nama : DAIMATU ROKHMAH, S.Pd
NIP : 130732899
Pangkat, Gol. Ruang : Pembina, IV/a
Jabatan : Guru SD
Unit Kerja : SD Negeri Tempel, Kecamatan Gatak

Demikian Surat Ijin Penelitian ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Kepada yang berkepentingan agar menjadikan periksa dan maklum.



Tempel, 1 Februari 2008
Kepala Sekolah

Drs, TASYRIB RATMOKO
NIP . 130577669

Tidak ada komentar:

Posting Komentar